Cara Menghitung Direct Acceptance Ratio (DAR) di Produksi

Cara Menghitung Direct Acceptance Ratio (DAR)

Cara Menghitung Direct Acceptance Ratio (DAR) di Produksi – Sebaik apapun design (rancangan) proses maupun produk serta sehebat-hebatnya manusia atau robot/mesin yang bekerja di produksi pasti akan terjadi kesalahan atau cacat produksi atau dinamakan Reject. Maka untuk mengukur prestasi kualitas dari suatu produksi diperlukan suatu perhitungan yang dinamakan Direct Acceptance Ratio (DAR) atau Tingkat Penerimaan langsung. Kebalikan dari Direct Acceptance Ratio adalah Rejection Rate atau Tingkat Cacat dalam Produksi.

Direct Acceptance Ratio dapat dihitung dalam satu Proses Produksi, satu Jalur Produksi maupun satu Jenis Produk yang diproduksi. Disamping Direct Acceptance Ratio yang berlaku di jalur Produksi, OQC Direct Acceptance Ratio merupakan pengukuran yang sangat penting dalam menilai prestasi dalam sebuah Produksi, karena OQC (Outgoing Quality Control) merupakan gerbang terakhir dari sebuah produk yang akan dikirim ke pasaran. OQC biasanya mengendalikan Kualitas produksinya dengan melakukan Inspeksi atau pemeriksaan produksi secara random.

Makin tinggi tingkat DAR-nya, makin baik pula kualitas produk yang dihasilkan oleh produksi tersebut. Target DAR biasanya berbeda-beda tergantung Produk yang diproduksinya. Satuan perhitungan DAR menggunakan persentasi (%). Sebaliknya, makin tinggi Tingkat Cacat (Rejection Rate) menandakan semakin jeleknya kualitas dalam Produksi tersebut. Rejection Rate juga menggunakan Persentasi (%) sebagai satuan perhitungannya.

Cara Menghitung Direct Acceptance Ratio (DAR)

Secara teori, DAR merupakan hasil perbandingan antara Jumlah Unit yang baik dengan Total Jumlah Unit yang dihasilkannya. Ini bertolak belakang jika Rejection Rate yang diperhitungkan, yaitu hasil Perbandingan Jumlah Unit yang cacat dengan Total Jumlah Unit yang dihasilkannya.

Cara Perhitungan Direct Acceptance Ratio (DAR) adalah :

Yang diketahui adalah Jumlah Unit yang baik

= Jumlah unit yang baik Good Qty / Total Jumlah Unit yang diproduksi * 100

atau jika yang diketahui adalah Jumlah cacat :

= 100 – (Jumlah unit yang cacat / Total Jumlah Unit yang diproduksi * 100)

 

Contoh  Kasus Perhitungan DAR :

Sebuah Jalur produksi yang memproduksi TV LED di Perusahaan “Dickson Electronics” dengan jumlah unit yang baik sebanyak 95 unit, Jumlah Unit yang Cacat (Reject) adalah 5 unit dan Total Jumlah Unit yang berhasil jadi Output adalah 100 unit. Maka berapakah Tingkat DAR-nya ?

Jawaban :

Jika dihitung berdasarkan Jumlah Unit yang baik :

95 unit / 100 unit *100 = 95%;

Jika dihitung berdasarkan Jumlah Unit yang Cacat :

100 – ( 5 / 100 ) * 100) = 100 – ( 5 ) = 95%

Jika tingkat DAR-nya adalah 95%

Jika yang ingin kita hitung adalah Tingkat Cacatnya Produksi (Production Rejection Rate, maka rumusnya adalah sebagai berikut :

= Jumlah Unit yang Cacat / Total Jumlah unit yang diproduksi * 100

 

Berdasarkan contoh diatas :

= 5 / 100 * 100 = 5%

Jadi tingkat Rejection Rate adalah : 5%

 

Keterangan :

  • Jumlah Unit yang cacat = NG Qty atau Reject Qty
  • Jumlah Unit yang baik = OK Qty atau Accept Qty
  • Total Jumlah Unit yang diproduksi = Total Production Output

Setelah diketahui tingkat Penerimaan Langsung (DAR) dan Tingkat Cacat (Rejection Rate) Produksinya, maka Manajemen akan melakukan berbagai kegiatan untuk menganalisa kondisi produksinya agar dapat meningkatkan Direct Acceptance Ratio dengan cara mengurangi Tingkat Cacatnya (mengurangi Reject / cacat di produksi).

Baca juga : Pengertian OQC Acceptance Ratio.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*